Ini sebuah cerita dari rentetan kisah panjang
Dari luka yang merekah
Tangis raung hati yang tak lagi utuh
Dari rumah ke rumah, singgah dan menyinggahi
Siklus yang tak terputus
Harap hanyalah khayal dari kata cinta bermaksud dusta
Menulis sejarah dengan tinta berdarah
"Bukankah jika kita menginginkan sesuatu, kita bisa saling mengusahakannya?"
Sampai kapan?
Percaya kepada kata "mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai pernah bertemu"
Sampai kapan?
Mengharapkan yang sirna akan terganti
Sampai kapan?
Bertumpu pada tulang belikat yang tak ingin mengikat
Bodoh, seharusnya kamu belajar dari yang "sudah" untuk yang "akan"
"Yang ia ingin hanya menetap, itu saja"
Terdengar mudah saat ia percaya
Tertampak sukar saat memekar
Tertindas habis, terkurung mengikis
"Setan! kapan siklus ini terputus?"
Memaki diri dalam bentuk puisi
Selama-lamanya ia mencari
Sepanjang itu ia mati
Mengaminkan semua doa
Semua pinta yang terucap hanyalah kata yang tak terbalas
Hilang sudah semua percaya dari tiap makna dunia
"Aku hanya memiliki diriku"
Hingga tiba waktu menyapanya
Menghujamkan pisau pada sang hamba
Doa berbalas nyawa
"Aku hanya dimiliki tuhanku"
No comments:
Post a Comment