Lampiaskan amarah mu dalam puisi
Maki-maki diri mu dalam bait yang dahulu berarti
Mana yang salah, mana yang benar, siapa yang berhak menentukan?
Romansa hanyalah bualan
Tujuan hanya sebatas angan
Bunga dibatas mentari hanyalah ilusi
Siapa yang rela merekahkan bunga dari benih yang seharusnya mati?
Siapa yang tega mengobarkan api dari jiwa yang berkorban?
Tataplah diri mu dalam cermin itu, tuan.
Siapa yang membantu, tumbuh membaru?
Tugas mu sembuh, bukan menyembuhkan atau disembuhkan
Diri mu berganti dengan dia yang di cermin
Ia lebih pandai menyulam senyum, lebih pandai merangkai tawa
Kemungkinan adalah satu-satunya kepastian
Selayak pilihan kebencian dan percintaan
Mana yang kau pilih dan yakini, benar atau tidak, terserah
Tapi yang jelas, dari semua pilihan hanya menyisakan diri mu sendiri
Persetan dengan harapan, mau sampai kapan engkau bergantung diri pada hal yang mematahkan?
Dunia mu hanya milikmu
Hanya kau yang tahu
Bukan ia yang semu
Dari pilihan yang ada pada bait ke-empat
Dari perjalanan yang kau tempuh, kau tahu kesimpulannya kan?
"Kebencian adalah cara terbaik untuk melepaskan"
Luka dan duka
Pernah dan telah seharusnya menjadi sudah
Berjanjilah pada diri mu, ini kali terakhir kau menyakiti mu.