Berjalan terus menerus tanpa kenal kata pulang
Raga nampak letih hatinya akan pulih
Wajahnya nampak pelangi namun terbelah dalam hati
Ribuan kata terucap
Tak satu pun yang tertangkap
Tibalah ia dalam diam
Keheningan datang karena kata yang membungkam
Bibir itu lusuh tak nampak lagi kemerahan
Matanya terbelalak tenggelam dalam hujan
Tangannya bergerak menutup mata kesalahan
Akhirnya tubuh itu pun membeku
Sebuah tanda untuk tidak lagi ingin bertemu
Dengan jarak dan waktu
Dengan bintang indah yang memberi harapan semu
Karena ia sadar tak semua harapan berarti membangunkan
Beberapa harapan hanya menghancurkan
No comments:
Post a Comment